Teknis Budidaya Pisang
(Musa paradisiaca L.)
Full Power
SYARAT TUMBUH
Tanaman Pisang umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, setinggi 1000 mdpl dan berproduksi secara optimal di daerah yang memiliki
ketinggian antara 10 m - 600 mdpl. Tanaman Pisang sebaiknya tidak ditanam pada tanah dengan ketinggian lebih dari 1600 mdpl.
Pisang akan tumbuh dengan optimal pada daerah yang memiliki iklim tropis basah, lembab, dan juga panas. Asia Tenggara yang merupakan habitat asli pisang sangat cocok dengan iklim ini.
Curah hujan yang ideal untuk menanam pisang sebaiknya berkisar di antara 1.500 hingga 3.800 mm per tahun dengan dua bulan kering atau bisa juga berkisar antara 2.000 hingga 2.500 mm per tahun dengan curah hujan minimal mencapai 100 mm per bulannya.
Tanaman pisang dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan suhu udara 25° - 27°C, dengan kelembapan udara >60%.
Berdasarkan penggunaannya buah pisang dibagi menjadi dua yaitu:
Pisang Meja (Banana)
Umum disajikan sebagai buah segar. Jenis pisang meja antara lain pisang Cavendish, Ambon Kuning, Ambon Lumut, Barangan, Emas, Raja Bulu dan Raja SerePisang Untuk Olahan (Plantain)
Hanya enak dimakan setelah terlebih dahulu diolah menjadi berbagai produk makanan. Jenis pisang ini antara lain Kepok, Kapas, Nangka, Siem, Tanduk, Uli, Loka Pere dan Loka Jonjo.
PENGOLAHAN LAHAN
-14 Hst Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah dianjurkan jangan terlalu basah cenderung kering. Sebaiknya tanah dibajak dan digaru, bila menggunakan mekanisasi atau dicangkul dibalik dan diistirahatkan selama 1 minggu agar tanah mempunyai aerasi yang baik, dengan maksud agar bakteri dan jamur yang merugikan ditekan pertumbuhannya karena terkena sinar matahari langsung yang tadinya tidak bisa menembus lapisan yang ada di bawah permukaan tanah.
Buat bedengan menggunakan cultivator atau membuat bumbunan dengan cangkul, barisan bedengan yang akan ditanami setinggi 30 - 40 cm dan lebar 120 cm (min 100 cm.)
Berikan pupuk dasar saat pembuatan bedengan dan aduk rata pada seluruh ketinggian barisan bedengan.
Buat lubang tanam dengan ukuran panjang X lebar X dalam, 50 X 50 X 50 cm, atau 60 X 60 X 60 cm pada bedengan tersebut.
Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 14 hari.
Pembuatan Cem-ceman
Dicampur dan diinapkan minimal 24 jam, agar terfermentasi waktu lebih lama akan lebih baik hasilnya, sampai maksimal 30 hari.
PERSIAPAN PEMBIBITAN
Bibit memiliki peran penting dalam budidaya pisang. Terdapat 3 jenis bibit untuk budidaya pisang, yaitu anakan, bonggol dan hasil kultur jaringan.
MEDIA PERSEMAIAN
Media semai diaduk rata dengan campuran berupa:
Tanah halus yang diambil dari bawah pohon bambu
Arang sekam/pasir halus 5% dari total media semai
Pupuk ZOOMASS 10% dari total media semai atau Pupuk Kandang (Kotoran Kambing halus dan matang)
BIO FOSFAT+++ 5 kg / 50 kg media semai
SUMBER BIBIT
Bibit Anakan
Bibit yang diambil dari tanaman pisang yang telah memiliki tunas atau anak. Anakan tersebut dipisahkan dari tanaman pisang yang telah dewasa dan sehatBibit dari Bonggol Anakan
Bibit pisang yang didapat dari bonggol anakan tanaman pisang yang telah dipisahkan dari induknya. Anakan pisang ini hanya diambil bonggolnya. Bonggol dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, kemudian dipotong 1 cm di atas leher bonggol.
Pada titik tumbuh pada inti bonggol dihilangkan dengan cara dikorek dan kedalaman sampai terkena bonggolnya menggunakan pisau steril yang runcing dan tajam
Rendam bonggol selama 15 menit dalam larutan:Air hangat dengan suhu 50° - 60°C
Radix dengan dosis 2 ml/ltr
Fungisida Zephyr dengan dosis 2 gr/ltr
Insektisida Sistemik 2 gr/ltr
Letakan bonggol yang sudah ditreatment pada media semai dan ditata dengan titik tumbuh menghadap ke atas dengan jarak 10 cm kemudian diuruk dengan media semai setebal 5 cm. Tunggu sampai satu bulan sampai tunas tumbuh.
Selama pembibitan perlu dijaga kelembabannya dengan penyiraman setiap hari secukupnya terutama bila tidak ada hujan.
Bila tunas telah tumbuh dan telah mempunyai 1 - 2 lembar daun, bonggol diangkat dari tempat pembibitan, kemudian pisahkan antar bibit yang tumbuh bagus dengan pisau tajam dan steril, hati-hati saat pemisahan jangan sampai akarnya terpotong dan jangan terlalu mepet bibit saat pemotongan / pemisahan.
Tunas hasil belahan diambil dan disemai sekali lagi di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanam kemudian diletakkan di tempat teduh / bernaungan.
Setelah umur 1 bulan bibit dipindahkan ke tempat terbuka (tanpa naungan) dan siap ditanam ke lapang bila bibit sudah berumur 2 bulan.
Bibit Bonggol Tua
Bonggol tanaman pisang yang telah dipanen dapat dijadikan bahan untuk perbanyakan bibit. Ambil Bonggol (bagian pangkal bawah) dan bersihkan akarnya tanpa merusak mata tunas.
Kemudian bonggol dibelah-belah dari atas ke bawah (seperti membelah buah apel) menjadi 4 - 6 bagian (tergantung ukuran bonggol) kemudian direndam selama 15 menit dalam larutan yang terbuat dari:
Air hangat dengan suhu 50° - 60°C
Radix dengan dosis 2 ml/ltr
Fungisida Zephyr dengan dosis 2 gr/ltr
Insektisida Sistemik 2 gr/ltr
Kemudian potongan bonggol ditanam di media semai dengan jarak 15 cm kemudian diuruk dengan media semai setebal ±5 cm.
Bibit dari bonggol diambil dari belahan bonggol dan disemai sekali lagi pada polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanam kemudian diletakkan di tempat teduh/naungan.
Setelah umur 1 bulan bibit dipindahkan ke tempat terbuka (tanpa naungan) dan siap ditanam ke lapang bila bibit sudah berumur 2 bulan.
Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan teknologi untuk memperbanyak tanaman yang dilakukan di laboratorium. Bibit dari kultur jaringan ini biasanya terbebas dari segala penyakit dan bisa diadakan dalam jumlah yang banyak. Ukuran bibit juga seragam sehingga pengaturan waktu panen lebih mudah dilakukan.
0 Hst Penanaman Benih
Jarak antar bedengan 300 - 300 - 300 - 300 cm
Jarak tanam dalam barisan 300 X 300 cm (untuk jenis pisang yang memiliki kanopi daun yang lebar)
Arah barisan bedengan Utara - Selatan
Populasi 750 batang per hektare
BIO FOSFAT+++ 1 - 2 kg/tanaman. BIO FOSFAT+++ dimasukkan ke lubang tanam setelah lubang tanam diuruk setengah dari kedalaman lubang tanam.
Pengurukan diambilkan dari bekas galian lubang tanam sebelumnya,
nilai tambah dari pemberian BIO FOSFAT+++ dapat menahan serangan bakteri dan cendawan yang merugikan tanaman.
Teknologi biologi pupuk BIO FOSFAT+++ sangat aman bila bersentuhan langsung dengan pangkal batang maupun akar tanaman.
Pemberian pupuk BIO FOSFAT+++ tidak ditaruh pada dasar lubang tanam agar memaksimalkan penyerapan pupuk oleh akarPupuk kandang 10 kg dimasukkan ke dalam lubang tanam setelah lubang tanam diuruk setengah dari kedalaman lubang tanam.
Pupuk kandang tidak dijadikan sebagai pupuk ganjal karena akar tanaman pisang tidak tumbuh ke arah bawah melainkan ke sampingUntuk menghindari serangan nematoda dan hama yang menyerang pangkal batang sebaiknya menaburkan nematisida yang mengandung bahan aktif karbofuran sebanyak 20 gr pada lubang tanam
Bibit pisang kemudian ditanam dan bagian pangkalnya diuruk dengan tanah bekas galian lubang tanam. Pengurukan lapisan paling atas menggunakan tanah hal itu bertujuan untuk menghindari pupuk yang hanyut saat musim hujan
5 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
12 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
19 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
26 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Pengendalian HPT
33 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
40 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
47 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Pengendalian HPT
54 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
61 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
68 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Pengendalian HPT
75 Hst Spray pada daun dan pangkal batang bawah
82 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Pengendalian HPT
89 Hst Spray daun dan pangkal batang bawah
96 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Pengendalian HPT
103 Hst Spray daun dan pangkal batang bawah
110 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
117 Hst Spray daun dan pangkal batang bawah
124 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Pengendalian HPT
131 Hst Spray daun dan pangkal batang bawah
137 Hst Dikocorkan pada pangkal batang bawah
***Setelah tanaman berumur 4 bulan pemupukan dilakukan setiap sebulan sekali.
Bulan ke 5 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 5 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 5 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 6 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 6 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 6 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 7 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 7 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 7 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 8 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 8 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 8 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 9 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 9 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 9 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 10 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 10 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 10 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 11 : Minggu ke 1
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 11 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 11 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
Bulan ke 12 : Minggu ke 1
Dikocorkan pada pangkal batang bawah
Bulan ke 12 : Minggu ke 2
Pengendalian HPT
Bulan ke 12 : Minggu ke 3
Spray pada daun dan pangkal batang bawah
MEMPERBESAR BUAH
Untuk memperbesar buah pisang bisa dilakukan pada bulan ke 9 - 10 setelah tanam, dengan cara memotong pangkal terdekat jantung atau bunga pisang. Bekas potongan tersebut diolesi dengan pasta yang terbuat dari:
Selanjutnya bekas potongan diolesi pasta kemudian ditutup rapat menggunakan plastik dan diikat supaya tidak terkena air.
Setelah dua minggu ujung tandan pada tempat diolesi pasta sebelumnya dipotong kembali kurang lebih 5 mm selanjutnya diulangi sekali lagi proses pengolesan pasta dan menutupnya kembali.
PEMELIHARAAN
PERAWATAN LAHAN
Perawatan dilakukan secara rutin meliputi penyiangan atau pembersihan gulma.
PERAWATAN LAHAN
Penjarangan daun tua yang terlalu rimbun secara berkala, daun yang sudah tua dan berwarna kuning harus segera dibersihkan.
Daun yang terlalu rimbun sering dijadikan sarang hama seperti kutu-kutuan dan penyakit tanaman.
Daun yang terlalu rimbun akan menghalangi fotosintesis sinar matahari pada tanaman.
PERAWATAN BUAH
PEMELIHARAAN BUAH
Pemberian fruit foam / spon sekat buah pada tiap sisir buah pisang dalam 1 tandan, agar setiap buah tidak saling berbenturan, berbenturan menyebabkan kerusakan daging buah dan kulit buah pisang berjamur/bakteri menjadikannya berwarna hitam sehingga nilai jualnya turun.
PEMBRONGSONGAN
Pembrongsongan buah pisang untuk menghindari serangan;
Hama kelelawar, burung atau hama lainnya perlu dilakukan pembrongsongan sejak awal
Menghindari jamur dan bakteri sehingga kulit pisang mulus dan cerah
Menjaga kulit buah tidak luka gores
PEREMPELAN
Perempelan bekas bunga pada ujung buah, menghindari pembusukan buah dari jamur dan bakteri yang sering bersarang pada bunga ujung pisang
Pemotongan jantung/bunga pisang, dapat menghemat pemupukan karena nutrisi untuk buah tidak terserap sia-sia untuk bunga/jantung pisang
PANEN
Tebang batang pisang dengan cara menusuk batangnya atau membacok separuh batang setinggi setengah dari tinggi batang agar tandan pisang tidak menyentuh tanah
Potong tandan pisang dengan golok tajam. Lengkungan tandan sedapat mungkin melebihi diameter tandan agar getah tidak menetes ke buah
Membawa tandan pisang harus hati-hati supaya tidak melukai buah pisang. Usahakan saat memanggul tandan pisang alasi terlebih dahulu dengan bahan yang empuk
PASCA PANEN
Buah yang masih dalam tandan dicuci sampai bersih. Selain untuk menghilangkan getah juga untuk menghilangkan kotoran
Kering anginkan tandan buah pisang dan taruh pada tempat teduh yang telah diberi alas seperti palet yang diberi alas kardus
Untuk menghindari gesekan antar tandan pisang dalam penampungan sebaiknya diberi sekat yang tidak keras supaya tidak melukai buah pisang